Selasa, 08 Januari 2013
Tugas 4
Obat dan Jamu
pagi itu, eri bangun dari tidurnya yang lelap. ia bergegas untuk membangunkan adiknya untuk segera berangkat ke sekolah. dingin menyelimuti pagi hari yang mendung dikala itu. setelah siap, pukul 06.25 eri berangkat mengantarkan adiknya sekolah dan setelah itu ia berangkat pula menuju kampusnya. ia tak menyadari, bahwa di sebagian badannya terasa gatal yang tidak hilang dari tadi pagi.
dari rumah eri menuju sekolah adiknya sekitar 14 km, sama seperti dari rumahnya menuju kampusnya itu. daerah sekolahnya memang agak jauh dari rumahnya. maka dari itu eri lebih baik mengantar adiknya sekolah daripada ia harus mendengar adiknya terlambat dan pulang lagi kerumah dengan alasan terlambat karena naik angkutan dan tidak diperbolehkan masuk sekolah oleh pihak sekolah.
setelah itu eri bergegas menuju kampusnya menggunakan sepeda motor. dan sesampainya dikampus, eri memarkirkan kendaraannya dan bergegas menuju toilet. di toilet ia melipat sebagian baju di lengannya untuk melihat apa yang membuat gatal dan rasa gatal itu tidak bisa diabaikan. ternyata ada bentol bentol kecil seperti biduran di beberapa bagian di lengannya. setelah melihat bentolan itu, eri segera mengeluarkan minyak penghangat untuk dioleskan di beberapa bagian di lengannya itu. kemudian eri segera masuk ke kelas, karena eri sudah terlambat dan dosen sudah tiba duluan di kelas.
pukul 17.00 eri segera bergegas pulang karena mata kuliah hari itu telah selesai. dan sesampainya eri dirumah, ia mengadukan keadaan lengannya itu ke ibunya.
"mah, coba lihat deh tanganku ini, kenapa bisa merah-merah seperti ini ya?"tanya eri penasaran
"coba sini liat.. mm apa kamu abis makan ikan udang atau sejenisnya yang membuat kamu merasa gatal?" tanya ibunya yang keheranan
"enggak kok, aku ga makan ikan atau udang, aku kan ga suka dengan ikan dan kawan-kawannya itu" tegas eri
"mm yaudah mungkin debu dan bikin kulit jadi iritasi, yaudah nanti jangan makan telur dulu ya, takutnya nanti tambah gatal" ibu eri menjelaskan
"iya mah..."
setelah itu eri masuk ke rumah dan bergegas membersihkan badan dan setelah itu membersihkan kamarnya. lalu eri tidur sampai esok harinya. di kampus eri merasa merah-merah pada lengannnya itu semakin banyak.
"ayu, liat deh,, kenapa ya kok tangan aku jadi merah-merah begini.."
"oiya ya,, kok bisa begitu? mm udah dibawa ke dokter belum?"
"belum yu, yah kayanya mah ini cuma salah makan atau emang debu jadi bikin biang keringet mungkin"
"mm coba aja di bawa ke dokter dulu, takutnya nanti itu virus"
"mm nanti deh aku pulang bilang mama dulu.."
setelah pulang, eri mengadukan hal itu kepada ayahnya. karena saat itu ayahnya sedang ada dirumah.
"pa, liat deh, masa tangan aku merah-merah begini..:( " eri merengek pada ayahnya
"makanya dari dulu papa bilang, kalau jajan di kampus jangan makan yang enggak- enggak"
"aku ga makan yang macem-macem kok pah.."
"nah itu buktinya apa kalau ga makan macem-macem? "
"ah yaudah deh...."
"mau kemana kamu ri?" tanya si ayah
"mau minum brotowali di ayu jamuuu.."
"oh yaudah mana tau itu darah kotor.."
"mbaaaa, aku mau dong jamunya..."
"jamu apa neng? udah lama mba ga liat neng.."
"aku kuliah mba. aku mau minum brotowalinya aja mba.. boleh kan?" tanya eri pada mba penjual jamu
"loh kan itu pahit banget rasanya,. emang gapapa kalau pahit?" tanya mba jamu
"gapapa mba.. aku mau brotowali segelas aja"
"emang kamu kenapa neng mau minum brotowali segelas? "
"iya aku lagi merah-merah nih kulitnya.. makanya biar darah kotornya ilang mba" jelas eri
"oh kalau merah-merah seperti itu mah minum jamu ini aja..." sambil menunjukan 1 sachet obat yang diambilnya dari kantong plastik
"ini obat apa mba? kok agak serem ya bungkusnya?" tanya eri
"coba baca dulu aja kegunaannya, mendingan minum itu daripada minum brotowali segelas"
"mmmm....." eri membaca kegunaannya yang tertera di bungkus jamunya itu.
"setau mba itu jamunya juga buat gatal-gatal di kulit neng.. harganya hanya 5 ribu aja kok neng"
"mm yaudah deh aku minum jamu ini aja"
setelah pulang, eri merasa tubuhnya lemas dan bagian-bagian yang merah dan gatal itu tambah merah dan tambah banyak. tidak lama, ibunya pun pulang kerumah. eri segera mengadukan hal itu ke ibunya.
"mah, aku belum sembuh-sembuh nih,, ini kenapa ya? aku minta obat doong mah"
"mm tadi kenapa ga ke puskesmas ? kan kalau kesana pasti dikasih obat sama dokternya.."
"tadi kan aku kuliah ma, jadi ga bisa ke puskesmas"
"yaudah besok ke puskesmas ya"
keesokan harinya eri sudah mengantri untuk daftar di puskesmas dekat rumahnya. dan tidak lama kemudian namanya dipanggil untuk diperiksa.
"sakit apa kamu nak?" tanya sang dokter
"ini dok, aku gatal-gatal " sambil menunjukan lengan yang merah dan luka itu
"oh ini kamu alergi. jangan makan ikan, telur, daging, udang dulu ya.."kata dokter itu
"saya aja ga terlalu suka sama makanan itu dok, jadi saya jarang sekali buat makan makanan itu"
"iya ini kamu alergi dari makanan, yaudah nanti saya kasih obat ya.."
"tapi merah-merah ini juga di badan saya dok.."
"iya itu efek dari makanan yang amis.."
"oh begitu, yaudah terimakasih dok"
eri diberi obat untuk jangka waktu 2 hari. eri lalu meminumnya dengan teratur. sampai pada hari ke dua setelah ia pulang dari puskesmas, kondisi badannya mendadak drop dan merah-merah itu pun semakin banyak.
"yaudah kita ke klinik dokter x aja yu" kata mama yang mulai menangis melihat keadaan eri
"gausah mah, kan kalau ke dokter x mahal harganya" tolak eri
"gapapa uang mama hilang banyak, asalkan kamu bisa sembuh"
sesampainya di klinik dokter x, eri segera diperiksa..
"gimana dok keadaan anak saya?"tanya ibu eri
"anak ibu kena virus, tadi saya cek juga ada gejala tampak di belakang telinganya"
"terus saya harus gimana dok?"
"istirahat dulu dirumah, jangan kena angin dulu ya. nanti saya beri obat untuk diminum, bedak dan sabun khusus untuk mandi"
"terimakasih dok"
"ri, mama udah masakin air hangat untuk mandi, kamu mandi sana"
"iya ma.."
"jangan lupa sabun yang dikasih dokter dipakai ya"
"mah, sabunnya itu sabun sirih, aku dulu waktu belum sakit pakai sabun ini aja perih, apalagi aku yang lagi luka seperti ini mah"
"yah udah gpp mana tau dengan seperti itu kamu cepet sembuh"
setelah mandi eri dipakaikan bedak oleh ibunya.
"ya Allah nak, kamu kok bisa kaya gini ya.. apa ada orang yang ngerjain kamu sampai kamu sakit seperti ini?"
"aku ga tau mah, mungkin ini cobaan dari Allah, aku bisa ngelewatin ini atau enggak"
"kamu ga usah masuk kampus dulu ya sampai kamu sembuh, dan teman-teman kamu jangan ada yang dateng kerumah dulu" kata mama sambil menangis
"loh memangnya kenapa mah?"
"mama takut mereka bakal jauhin kamu kalau melihat keadaanmu seperti ini" tiba-tiba ibu nangis kejer
"iya ma.. "
"kalau belum sembuh juga, nanti kita ke RSGS aja ya"
"iya mah, tapi obat dari dokter abisin dulu, kalau ga ada perubahan kita ke rsgs"
keesokan harinya eri hanya bisa diam dikamar, tangannya tidak bisa digerakkan. dan dari pagi sampai sore eri hanya diam melihat langit-langit kamarnya. sampai akhirnya ibunya pulang
"gimana ri keadaan kamu?"
"aku lemas mah, ga kuat buat berdiri" eri pun menangis
"sabar ya nak.. kayanya ada yang salah dari obat yang dokter kasih deh"
"terus gimana dong mah?"
"kita nanti ke klinik x lagi deh.."
sesampainya di klinik x
"dok, anak saya kok tambah parah ya sakitnya.. ga ada perubahan sama sekali.."
"mm coba saya liat obatnya,.. mmm iya obat yang ini terlalu tinggi dosisnya"
"loh dokter gimana sih ngasih obat kok ga sesuai dosisnya"
"iya bu maaf nanti ini diganti saja sama dosis yang normal"
"wah saya ga mau lagi ke klinik ini, masa anak saya dikasih dosis yang tinggi"
"maaf maaf bu.. ibu langsung minta penggantian obatnya ke bagian resep aja bu"
"mah, kata temen aku biar kering mandinya pakai air Pk aja"
"pk itu yang warna ungu buat cacar kan?"
"iya mah.. "
"kayanya waktu itu abis deh"
"yaudah kita beli yuu mah"
"kamu kan lagi sakit masa kamu keluar rumah lagi. udah nanti biar bapak aja yang beli di apotik"
"emang bapak mau?"
"pah, tolong beliin pk pah di apotik depan.. soalnya pk nya abis"
"yang sakit kan eri, kenapa nyuruh-nyuruh bapak. kan bisa beli sendiri" tolak ayah mentah-mentah
"tega ya emang sama anaknya sendiri" bentak ibu eri ke ayahnya
"lagian yang sakit kan eri, ngadunya ke saya" tambah ayahnya eri
seketika itu eri dan ibunya pun menangis, ibunya memeluk eri dan berkata
"sabar ya nak, masih ada mama yang bisa bantu kamu sembuh, masih ada mama yang gak akan nolak keadaan kamu seperti apa" ibu eri pun menangis
"mah aku mau tanya dong.. papa jijik ya melihat keadaan aku?" tanya eri sambil menangis
"eri jangan ngomong begitu.. biar papa jijik sama eri, tapi mama enggak akan pernah jijik ngeliat eri.." ibunya menangis kejer sambil peluk eri
"mama kok bisa nggak jijik sih sama eri? eri kan banyak luka dimana-mana.. mama jangan deket-deket eri, nanti mama ketularan loh" ucap eri
"mama ga akan ketularan sama kamu.. ini yang mama takutin juga, pokoknya temen kamu jangan ada yang ngeliat keadaan kamu seperti ini dulu ya ri, mama ga kuat kalau harus dengar ucapan dan sikapnya nanti yang nunjukin ke jijik-annya sama kamu."
"iya mah.. makasih ya mah mama udah mau ngerawat eri selama ini.. semoga nanti di hari tua eri punya waktu buat bisa jagain mama dan ngerawat mama"
tengah malam, eri bangun dan duduk di ruang tengah menuju kamar ibunya
"mah, eri kedinginan, eri boleh ga pinjam selimut mama?" tanya eri kedinginan
"ya Allah nak, boleh kok sayang.. sini tidur sama mama"
"enggak ah mah, nanti sprei kamar mama jadi bau karena aku tidur disini.."
"gak apa-apa.. sini tidur disamping mama"
"sebentar ya ma.."
"mau kemana kamu?"
"aku mau ambil koran mah, buat alas di sprei mama biar sprei mama ga bau nantinya.."
"ya Allah, ga perlu nak.. sini tidur disamping mama.. Ya Allah, ampunilah dosaku, dosa anak-anak ku, angkatlah penyakit anakku dan kembalikan ia seperti sedia kala.. aamiin" ibu eri berdoa
"sabar ya nak, besok pagi kita ke RSGS"
sesampainya di RSGS eri segera di periksa oleh dokternya
"nak, kamu habis makan apa sampai sakitnya seperti ini?" tanya dokter
"begini dok awalnya.. bla bla bla bla" eri menjelaskan dari awal hingga akhir
"kamu ini keracunan obat dan jamu. jamu merk apa yang kamu minum waktu itu?" tanya dokter
"merk y dok.. "
"eri, kalau kamu mau minum jamu, belinya yang di buat langsung sama penjualnya.. misalnya kunyit, jahe sirih, kencur jamu-jamu itu saja, karena kalau jamu yang sachetan itu berbahaya.. apalagi yang ga jelas.. itu dicampur sama bahan-bahan kimia tekstil. pokoknya besok kamu kesini lagi dan bawa obat yang dosisnya tinggi itu sama merk jamu yang kamu minum"
"iya dok.. "
"nanti obatnya diminum ya, saya beri salep 2 khusus yang luka dan yang meradang.. obat minumnya ga boleh berhenti tiba-tiba karena nyawa kamu taruhannya.. untungnya kamu cepet dibawa kesini ya.. kalau kamu tau, keracunan obat itu biasanya menyerah wajah biasanya yang kena daerah mata dan mulut, kalau keracunan jamu, yang kena itu kulit dan organ-organ dalam yang vital bisa ga berfungsi. untungnya kamu belum sampai kena ke organ dalam. pesan saya jangan minum obat yang sachetan lagi ya nak. kasihan kamu nantinya."
"iya dok.. terimakasih ya"
"iya sama-sama seminggu lagi kamu kontrol ya biar nanti dapet obat lagi"
"terimakasih ya dok"
setelah itu eri setiap minggu bolak-balik ke rumah sakit untuk mengecek perkembangan kesehatannya. dan ia pun sudah mulai masuk kuliah lagi..
"ini ri, bekas sakitnya kemaren?" tanya salah satu teman kampus eri
"iya.."
"cuma di tangan aja kan?" tanya lagi
"enggak, diseluruh badan"
"ish serem amat.. ish nyeremin banget lu ri.."
"iya emang gw serem kok.. ga usah kaget kaya gitu"
dan temannya itu pindah dan enggan duduk lagi disebelah eri.
ya itulah kehidupan, semua ada hikmahnya. dengan begitu eri tau siapa yang benar-benar teman dan teman yang hanya mau bermain dikala eri sempurna.
By : Erlyn Yunita
NPM : 22210405
Kelas : 3EB12
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar