Jurnas.com | LANGKAH awal negatif tiga perusahaan yang telah melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di awal tahun ini dinilai sebagian pihak sebagai tolok ukur bahwa kondisi pasar modal sedang kurang kondusif bagi sebuah perusahaan untuk masuk lantai bursa.
Sejumlah perusahaan pun dikabarkan memilih menunda keinginannya untuk melakukan IPO di tahun ini. Namun, meski kabar tersebut telah beredar cukup kencang, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku tidak khawatir.
“Kami tidak khawatir. Kami masih optimistis hingga akhir tahun nanti minimal ada 25 perusahaan yang akan IPO. Ini sesuai target yang kami canangkan di awal tahun. Masih banyak perusahaan yang tengah bersiap untuk IPO di tahun ini. Jadi tidak ada masalah,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Edy Sugito, saat dihubungi, Sabtu (9/4). Beberapa perusahaan yang tengah bersiap tersebut, menurut Edy, misalnya saja Viva Group dan PT Jaya Agrawati.
Dalam waktu dekat ini, Edy menjelaskan, sedikitnya sudah ada sekitar 2-3 perusahaan yang akan melangsungkan IPO. Jumlah perusahaan go publictersebut diyakini Edy bakal terus membanyak saat memasuki kuartal II, kuartal III hingga sampai tutup tahun di bulan Desember 2011 mendatang. “Mestinya masih cukup ramai di tahun ini. Apalagi di semester pertama. Dalam waktu dekat saja ada sekitar 2 sampai 3 perusahaan yang sudah siap (IPO),” tutur Edy.
Sebagaimana diketahui, setidaknya dua perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikabarkan telah menunda rencananya untuk masuk ke lantai bursa. Hal tersebut dilandaskan pada pengalaman PT Megapolitan Development Tbk (EMDE), PT Martina Berto Tbk (MBTO) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang telah melakukan IPO di awal tahun ini.
Pertama kali diperdagangkan di lantai bursa, harga saham ketiga perusahaan tersebut langsung anjlok cukup signifikan. mengalami keanjlokan saham di saat pertama kali masuk bursa. “Semuanya memang bergantung pada pasar. Tapi kami masih meyakini pasar akan terus membaik, termasuk dalam kurun waktu tahun ini,” tegas Edy.
Sejumlah perusahaan pun dikabarkan memilih menunda keinginannya untuk melakukan IPO di tahun ini. Namun, meski kabar tersebut telah beredar cukup kencang, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku tidak khawatir.
“Kami tidak khawatir. Kami masih optimistis hingga akhir tahun nanti minimal ada 25 perusahaan yang akan IPO. Ini sesuai target yang kami canangkan di awal tahun. Masih banyak perusahaan yang tengah bersiap untuk IPO di tahun ini. Jadi tidak ada masalah,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Edy Sugito, saat dihubungi, Sabtu (9/4). Beberapa perusahaan yang tengah bersiap tersebut, menurut Edy, misalnya saja Viva Group dan PT Jaya Agrawati.
Dalam waktu dekat ini, Edy menjelaskan, sedikitnya sudah ada sekitar 2-3 perusahaan yang akan melangsungkan IPO. Jumlah perusahaan go publictersebut diyakini Edy bakal terus membanyak saat memasuki kuartal II, kuartal III hingga sampai tutup tahun di bulan Desember 2011 mendatang. “Mestinya masih cukup ramai di tahun ini. Apalagi di semester pertama. Dalam waktu dekat saja ada sekitar 2 sampai 3 perusahaan yang sudah siap (IPO),” tutur Edy.
Sebagaimana diketahui, setidaknya dua perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikabarkan telah menunda rencananya untuk masuk ke lantai bursa. Hal tersebut dilandaskan pada pengalaman PT Megapolitan Development Tbk (EMDE), PT Martina Berto Tbk (MBTO) dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang telah melakukan IPO di awal tahun ini.
Pertama kali diperdagangkan di lantai bursa, harga saham ketiga perusahaan tersebut langsung anjlok cukup signifikan. mengalami keanjlokan saham di saat pertama kali masuk bursa. “Semuanya memang bergantung pada pasar. Tapi kami masih meyakini pasar akan terus membaik, termasuk dalam kurun waktu tahun ini,” tegas Edy.
Penulis: Taufan Sukma Abdi Putra
0 komentar:
Posting Komentar